Senin, 21 November 2016

0

Negara di Ujung Tanduk ; Dialog Bersama Muslim Sejati

|

Telah lama aku amati gerak gerik dari dosen yang satu ini. Orang lain memandangnya mungkin agak takut dengan jubah dan jenggotnya namun aku tidak begitu sama dengan mereka. Sejak malam itu aku menjadi selalu ingin berbincang bersamanya. Bahkan sehabis pulang kuliah akupun rela hingga larut malam mendengar ceramahnya.

Tiba pada malam tadi pembahasam kami amat menarik, seperti biasa kondisi mahasiswa sekarang selalu menjadi perhatiannya lalu yang tak ketinggalan isu sekarang yakni jihad melawan penistaan agama islam. Dalam ceritanya terdapat sebuah ungkapan yang menarik dari mulutnya. Dimana katanya pemimpin korupsi tidak masalah baginya tetapi yang menjadi masalah adalah pemimpin yang kafir.

Kemudian dengan idealisnya aku tanyakan kenapa begitu. Ini tauhid jawabnya. Kita telah di beri petunjuk untuk dilarang berkarib bersama non muslim apa lagi memilih menjadi peimpin. Ia menjelaskan bahwa Tauhid yang dilanggar tersebut maka akan bermuara kesyirikan. Korupsi Allah akan ampuni namun tidak untuk kesyirikan karena itu dosa amat besar.

Aku pun setuju dengan jawaban ilmiahnya, lalu ku lanjutkan dengan pertanyaan mematikan. Jadi selama ini pancasila salah dalam ideologi kita? Terkejut aku jadinya di saat dosen tersebut mengiyakan pertanyaannya saya. Menurutnya sila pertama saja tidak pantas. Seharusnya ditambah dengan beribadah atau bersyariat kepada Allah, bukan hanya sekedar mengakui keberadaan Allah.

Lalu ia mulai menyinggung organisasi-organisasi islam mahasiswa yang turun ke jalan kemaren. Katanya itu semua politik, semua organisasi mahasiswa yang belakangnya huruf I adalah alat para penguasa. Dulu para pendiri ormas islam tersebut mempunyai niat yang baik dan lurus untuk umat. Lalu sekarang oranf berada di dalam tersebut sudah melenceng dari jalurnya sebagai sebuah organisasi. Kepentingan awal untuk umat namun dalam perjalanannya mereka mudah rapuh dengan kepentingan pribadi.

Tambahnya lagi. Tidak ada jihad dengan melakukan turun ke jalan. Cara yang begitu salah seharusnya hanyak cara lain untuk menuntaskan masalah tersebut, kita ada ulama dan tokoh-tokoh muslim di bidang agama bukan politik.

Saya bukan mendukung Ahok tetapi zaman telah semakin tua, berbuatlah kepada kebaikan dan bertobatlah. Ujarnya sambil melihat ke langit gelap.

Ternyata dalam hasil perbincangan ini saya bisa menilai bahwa beliau adalah seseorang yang murni berjalan atas petunjuk Allah, tiada hal yang Ia kerjakan selain hanya untuk dirinya, keluarga beserta orang lain untuk di mengikuti syariat islam yang sebenarnya.

Dan dialog penutup aku rasa telah usai, waktu telah mendekat 00.00 Wib. Dengan sebuah pertanyakan yang ringan aku mulai dengan senyuman. Apakah bapak setuju negara ini menjadi khalifah seperti yang di inginkan oleh umar muslim radikal?? Ya saya tentu mau, tetapi liat dulu siapa yang mau mendirikan kalau organisasi jangan dulu la. Ujung-ujungnya sama malah makin hancur negara ini.

Begitu la dialog dengan seorang dosen yang murni seorang muslim sejati menginginkan kedamaian di negerinya. Lalu aku pun pamit meninggalkannya dengan teman ku yang dari tadi hanya mendengar dialog kami.
Baca selengkapnya »

Senin, 14 November 2016

0

Bhineka Mulai Pudar Tunggal Ika Samar-samar

|

Tersiar berita si Ahok ditetapkan tersangka oleh pihak kepolisian. Berita ini tidak sama sekali mengejutkan bagi rakyat indonesia yang mengikuti perkembangan berita politik di tanah air. Karena sedikit peluang Ahok untuk lepas dari jeratan hukum setelah tanda-tanda dari pemerintah telah menunjukkan keseriusannya dalam menangani kasus ini.

Bukan tidak mungkin nanti dalam perkembangan isu ini akan menjadi babak panjang seperti kasus Kopi Maut yang di menjadi terdakwa Jessica. Karena masalah ini masih mengandung kontroversi, selain di anggap sebagai orang yang tidak bersalah, pihak yang pro terhadap Ahok menuding bahwa Ahok telah menjadi korban dari pertarungan pesta politik yang kotor serta tumbal dari terkondusifnya suasana yang sensitif ini. Sehingga walau dalam pembuktiannya Ahok tidak bersalah mau tidak mau Ahok akan tetap dipenjara demi keinginan suatu golongan.

Sepertinya ini menjadi masalah panjang bagi kita masyarakat indonesia yang terdiri dari berbagai suku, ras dan agama. Bukan saja pihak terkait yang mengusut harus berkeringat panjang. Masyarakat yang mengikuti mungkin akan capek dan segera merapatkan barisan dengan berbagai ideologinya untuk mempertahankan sebuah kepercayaannya masing-masing. Potensi kegiatan saparatis mungkin akan terbalik, dimana akan berada di tangan minoritas.

Kemudian, adanya isu ini membuat pemerintah mempunyai tugas yang begitu berat. Jika tidak dibaca dengan baik. Situasi yang sudah mulai sejuk akan menjadi panas lagi dengan pergejolakan yang tersamarkan oleh isu-isu baru akibat ketidakwaspadaan pemerintah untuk menanggulangi ancaman tersebut.

Provokasi akan ada dimana-mana baik itu dari masing-masing pendukung pihak yang terkait dan juga tentunya dari pihak asing. Kedua pemain ini sama besar bahayanya dan salah satunya pasti akan memenangi pertaruhan ini untuk menghancurkan NKRI. Lambat tapi pasti kita sudah mulai di hancurkan. Sadarlah ...
Baca selengkapnya »

Sabtu, 12 November 2016

0

Semodern Apapun Zaman Buku Akan Tetap Menjadi Rujukan Terbaik

|

Akhir zaman di tandai salah satunya dengan diangkatnya ilmu. Maksud ilmu disini bisa saja para wali Allah seperti ulama, kiyai, tokoh, pemimpin adil dan sebaginya yang akan di angkat ke langit. Secara tidak langsung ilmunya juga terangkat. Lalu ilmu pengetahuan hadir sebagai pencerah kehidupan manusia dalam mewujudukan peradaban yang lebih baik, jika ilmu tidak ada maka kehidupan di dunia akan vakum dengan subjeknya yang tidak dapat mengembangkan apa yang ada di bumi.

Ilmu pengetahuan di dapat dengan berbagai cara salah satunya dengan 5 indera yang ada pada manusia. Ketika ilmu yang di dapat, pada prosesnya terdapat sesuatu kekuatan begitu luar biasa yang dapat menyimpan ilmu tersebut. Sehinggalah ilmu-ilmu terdahulu masih tetap ada dan dapat dipelajari hingga sekarang, yakni kekuatan ingatan. Ingatan semua orang relatif, pada zaman Rasulullah ingatan seseorang mayoritas lebih baik dan kuat ketimbang sekarang yang menjadi minoritas. 

Untuk itulah buku hadir sebagai pengimbang dalam kehidupan masa depan. Buku bukan saja karya tulis yang sekedar untuk di baca, tetapi juga memiliki peran yang sangat vital bahkan salah satu penyebab pengatur sebuah sistem dalam setiap waktu. Buku hadir mengajarkan manusia baca dan tulis, dengan kebiasaan itu semua hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang panjang terlampai, lama menjadi dekat dan semua berawal dari ilmu pengetahuan yang di aplikasikan ke dalam karya tulis (buku). Begitah sifat ilmu, selalu menghasilkan sesuatu ketika dikembangkan.

Hanya sekedar ingatan kita tidak mampu, kecuali mendapat kekuatan IQ khusus atas izin Allah seperti Abu Hurairah. Namun bagaimana jika ia telah tiada? Lalu baca tulis tidak dilakukannya? Maka yang terjadi adalah bom waktu yang siap menghancurkan generasinya.

Maka kembali lagi pada sejarah terbaik di dunia, yakni di zaman Rasulullah, sahabat, tabi'in dan seterusnya. Sebuah buku -bukan saja Al-Qur'an, buku lainnya juga- di kumpulkan menjadi satu dan puncak kesadaran tersebut terjadi dikala ketakutan orang-orang akan di angkatnya para wali Allah dan orang-orang alim yang berilmu. Tujuan kesadarannya juga agar ilmu tidak di angkat ke langit dan bisa diteruskan kepada generai berikutnya.

Begitu pentingnya buku di mata sejarah manusia, sehingga layak kita muliakan buku-buku ini. Bahkan karena bukulah internet hadir dan karena buku kita bisa membaca dan menulis di era serba digital sekarang.
Baca selengkapnya »

Jumat, 11 November 2016

0

Sadar, dan Bangkitlah Asia

|

Manusia di Asia juga mempunyai budaya yang cukup kental yaitu budaya kerukunan sehingga manusia di Asia apabila ada suatu perbedaan pendapat dengan pendapat manusia yang lainnya lebih baik diam saja daripada pendapatnya dikemukakan dan membuat suatu pertengkaran sehingga manusia di Asia tidak bisa berkembang secara optimal di banding dengan negara liberalis yang bisa mengemukakan pendapat dengan bebas walaupun pendapatnya itu berseberangan.

Peradaban modern yang tak terbendung dengan globalisasi sebagai ikon utamanya telah menghadirkan suatu paradigma baru. Pradaban modern tak lain adalah pradaban Barat yang diakui sendiri oleh mereka sebagai pradaban universal dan patut dicontoh oleh selainnya. Dan memang diakui bahwa sampai saat ini Barat unggul dalam segala bidang, mulai dari teknologi, perekonomian, keilmuan dan kesejahteraan rakyat, dibandingkan dengan negara di luarnya, terutama Asia.

Asia tidak saja ketinggalan dalam bidang-bidang itu, melainkan juga hanya menjadi konsumen atas “produk-produk” Barat, seperti kebebasan individu dan demokrasi. Keculi Jepang, China, dan Macan Asia (Hongkong, Taiwan, Korea Selatan, dan Singapura), pola pikir masyarakat selain negara-negara tersebut masih dinilai stagnan. Fregmentasi histori peradaban yang beberapa abab lalu berjaya di bumi Asia hanya mampu menunjukkan romatisme sejarah.

Maka tak heran bila Kishore Mahbubani mempertanyakan kemampuan berpikir orang Asia dengan “Bisakah Orang Asia Berpikir?”. Pertayaan ini bukanlah melecehkan masyarakat Asia, melainkan sebuah kesadaran yang datang terlambat ketika perkembangan peradaban Asia mulai memasuki ranah yang lebih maju. Diakui atau tidak, menjelang abad 21 perkembangan Asia, khususnya Asia Pasifik, begitu pesat terutama bidang perekonomian.

Menurut Mahbubani, Timur (baca; Asia) dan Barat memiliki ciri khas perpikir. Pola pikir orang Asia besifat ‘holistik’, yakni perhatian yang lebih menekankan pada konteks, toleran pada kontradiksi, dan sedikit bergantung pada logika. Sedangkan orang Barat cendrung berpola pikiran ‘analitis’, menghindari kontradiksi, berfokus pada obyek-obyek yang berbeda dari konteksnya, dan lebih mengedepankan logika (hlm.xxxi). Atau dalam bahasa Dawam Raharjo, dalam pengantarnya, orang Barat lebih rasional, sedangkan orang Asia lebih emosional. Inilah perbedaan mendasar dari tipelogi dua masyarakat, Timur dan Barat.

Sejarah mencatat bahwa beberapa pradaban seribu tahun yang lalu begitu sukses dan tumbuh subur di bumi Asia. Saat itu, orang China, Arab dan India memimpi perkebangan paradaban. Dan diantaranya pula terjadi pertukaran kebudayaan yang saling mendukung kemajuan dari masing-masing. Sedangkan Eropa masih dalam masa “kegelapan” yang dimulai ketika runtuhnya Kekaisaran Romawi. Namun, apa yang terjadi kemudian sungguh diluar dugaan, ketiga peradaban besar Asia itu runtuh dan terpuruk dalam keterpencilan sejarah.

Sebaliknya, bangsa Eropa-lah yang maju ke depan, muncul sebagai peradaban pertama yang mendominasi dunia. Keajaiban seakan menyeruak dalam pikiran orang Eropa. Perubahan terjadi diseluruh sektor kehidupan. Perubahan yang diikuti kemajuan dan peningkatan peradaban, dari renaisan hingga pencerahan, dari revolusi saintifik hingga revolusi industri, yang akhirnya menjadikan dunia diluanya sebagai negeri koloninya. Yang paling menyakitkan pada Asia bukanlah kolonisasi fisik, tetap kolonisasi mental yang menyebabkan orang Asia menyakini superior Barat. Bila berkaca pada sejarah diatas, maka, menurut Mahbubani, jawaban dari pertayaan yang dijadikan judul bukunya adalah “tidak bisa”, orang Asia tidak bisa berpikir. Alasannya, bagaimana mungkin peradaban Asia yang begitu maju luluh lantak. Namun ia juga memberikan alasan untuk jawaban “bisa” dari pertayaannya.

Prestasi ekonomi masyarakata Asia Timur adalah salah satunya. Kedua, adanya perubahan penting yang tengah terjadi dalam pikiran-pikiran orang Asia. Mereka tak lagi percaya jika satu-satunya cara berkembang adalah dengan jalan menjiplak atau membebek. Sekarang mereka yakin bisa membuat solusinya sendiri. Peruabahan pikiran orang Asia terjadi pelan-pelan. Memang mereka tidak sempurna, tapi jelas-jelas tampak superior. Hal ini disebabkan oleh adanya kesadaran bahwa, seperti masyarakat Barat, mereka memiliki filsafat, budaya, dan sosial yang kaya yang bisa dijadikan sandaran dan digunakan untuk mengembangkan masyarakat modern dan berkembang. Ini sebagai alasan ketiga.

Namun, tantangan-tantangan yang dihadapi masyarakat Asia jauh lebih kompleks sebelum bisa meraih tingkat prestasi yang komprehenif. Misalnya Tantangan serius dalam bidang sosial dan keamanan, yang sampai saat ini masih sering terjadi perang sipil dan pemberontakan dalam negeri, masih memperlihatkan wajah kesuramannya. Hal ini, menurut Mahbubani memungkinkan untuk menjawab mungkin dari pertayaannya. Selain itu, yang “mungkin” adalah pemeliharaan kekuatan tradisi nilai-nilai Asia, seperti kasih sayang pada keluarga sebagai institusi, rasa hormat pada kepentingan sosial, sifat berhemat, konservatisme dalam adat istiadat sosial, dan rasa hormat pada pemimpin, menumbuhkan mind Asia yang khas.

Jika tolok ukurnya adalah peradaban Barat yang bisa diserap untuk seluruh segemen kehidupan di Asia, maka tantangan selanjutnya adalah bagaimana orang Asia menyerap apa yang dimilikinya seperti ia menyerap apa yang telah diprakarsai oleh Barat. Akan tetapi yang sangat memungkin atas pilihan jawaban “mungkin” adalah optimisme orang Asia, sama halnya ketika bangsa Eropa memiliki optimisme saat memasuki renaisan. Dan kepercayaan akan perubahan ini harus dipupuk sedemikian agar tetap bersemi dan membuahkan keberhasilan.

Dalam bahasa Mahbubani, perubahan itu hanyalah masalah waktu (ketika, bukan jika), peradaban Asia mencapai perkembangan yang sama dengan peradaban Barat (hlm.xli). Artinya keniscayaan peruabahan Asia bukan ide utopis, melainkan suatu kenyataan riil. Hegemoni dan dominasi Barat atas Timur akan runtuh secara bertahap.

Bila dikaitkan dalam konteks Indonesia, pertanyaan seperti yang dilontarkan Mahbubani ini tentunya akan memberikan dampak positif untuk perkembangan Indonesia di masa depan. Sebab, munculnya pertayaan seperti tanyakan Mahbubani dari judul buku ini, tak lain hanyalah upaya merangsang masyarakat Asia untuk memulai perubahan yang sebenarnya mampu mereka lakukan. Karena merupakan kesalahan besar ketika manusia Asia hanya bisa menjiplak ‘produk’ Barat tanpa bisa mengembangkannya menjadi sebuah kritik akan stnagnasi yang telah mengkronis.
Baca selengkapnya »

Kamis, 10 November 2016

0

"Perubahan", Kalau Bukan Kita Siapa Lagi.

|
 

    Mungkin dalam hidup ini sangat sulit bagimu untuk mengembalikan sesuatu yang pernah kamu campakan, dan kamupun tidak akan pernah bisa untuk menerima sesuatu yang pada akhirnya membuat kamu dicampakkan. Terkadang kisah hidup ini tidak sesuai dengan harapan yang telah direncanakan. Hidup yang indah, menyenangkan, tenang, tentram, damai, bahkan bahagia. Semua itu hanya indah diangan-angan saja. Mampu menerima segala sesuatu yang terjadi, untuk sekali atau dua kali masalah yang kamu hadapi mungkin kamu bisa dengan lapang dada menerimanya. Setelah masalah itu selesai, namun ada dan ada lagi masalah yang harus diselesaikan. Yaaa….. semua itu sangat sesak di dalam dada. Semua itu seakan membuatmu merasa bahwa dunia ini tak adil buatmu. Lalu apa? Apa yang mampu membuatmu mendapatkan hal yang selalu kamu dambakan? Apakah dengan menangis semua akan iba dan datang kepadamu? Tidak! Tidak aka ada kebahagiaan yang datang pada orang yang hanya mampu pasrah. Hidup itu adalah pilihan, dan pilihan itulah yang menentukan nasibmu.

    Lalu langkah apa yang akan kamu ambil? Saya pernah membaca sebuah novel yang berjudul “berani mengubah”. Di dalam buku tersebut saya menjumpai sebuah kalimat yaitu “pada zaman sekarang banyak pemuda yang menuntut perubahan, namun tidak dapat menciptakan perubahan”. Dari kalimat tersebut saya mengambil sebuah kesimpulan, bahwa pemuda yang baik adalah pemuda yang mampu menciptakan sebuah perubahan. Baik pada dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Namun mirisnya pada zaman sekarang ini adalah, kebanyakan dari pemuda-pemuda Indonesia adalah pemuda yang menuntut perubahan. Sedang pada diri pemuda itu sendiri tidak ada keinginan untuk melakukan sebuah perubahan. Lalu sekarang, apa sih perubahan itu? Perubahan adalah peralihan ataupun pertukaran. Kamudian, perubahan apa yang dimaksud dalam hal ini? Ya, dalam hal ini saya memaksudkan perubahan pada pola pikir dan sikap pemuda-pemuda pada zaman sekarang. Apa sih yang harus dirubah dari sikap para pemuda zaman sekarang? Jadi, yang harus di ubah dari sikap pemuda zaman sekarang adalah sikap yang tidak bertanggung jawab, sikap yang tidak mampu menghargai orang lain, sikap yang tidak tahu etika dalam bertindak, dan sikap yang semakin parah karena pengaruh pergaulan.

    Sebenarnya, apabila disebutkan satu per satu, ada banyak sekali sikap-sikap pemuda zaman sekarang yang sangat meleset dari aturan dan hukum yang berlaku. Seperti contoh kecilnya yaitu, seorang anak yang menerima atau memberikan sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan tangan kiri. Itu baru contoh kecil yang masih bisa ditoleransi. Lalu apa lagi kenakalan para pemuda khususnya para remaja zaman sekarang? Saat ini sikap pemuda (remaja) yang sangat buruk adalah pada pergaulan bebas. Itu adalah contoh yang sangat sering terjadi pada zaman sekarang.

    Sebenarnya apa yang harus dilakukan oleh para pemuda agar dapat menciptakan perubahan? Langkah awal untuk menciptakan perubahan adalah harus adanya kesadaran pada diri sendiri. Apabila kita sudah mampu melakukan perubahan pada diri kita sendiri, maka akan mudah untuk kita menciptakan perubahan di kalangan para pemuda.

    Namun yang sangat di sayangkan adalah, etika dan kesadaran dari setiap individu itu sangat minim. Sehingga perubahan pada sikap dan pola pikir para pemuda sangat sulit untuk dilakukan. Kebanyakan pemuda pada zaman sekarang adalah pemuda yang hanya memikirkan kepuasan sesaat, tanpa adanya keinginan untuk memikirkan masa yang akan datang/masa depan. Seperti yang kita ketahui, nasib suatu bangsa tergantung pada pemuda-pemudanya, apabila pemuda bangsa itu rusak, maka bangsa itu sendiripun akan rusak. Namun, apabila pemuda bangsa itu adalah pemuda yang bertanggung jawab dan peduli akan perubahan, maka akan majulah bangsa tersebut.

    Jadi kesimpulannya adalah, perubahan yang baik akan membawa kita menjadi pemuda yang baik. Namun perubahan yang buruk, akan merusak masa depan dan hidup kita.

“Mari kita laksanakan perubahan pada diri kita, bukan untuk merusak masa depan, namun menjadikan masa depan yang cemerlang.”






Penulis : Mutya Dwieningtyas (Siswi SMA 4 Binaan)
Baca selengkapnya »

0

7 Hal Penting Sebelum Presentasi

|

Presentasi adalah salah satu cara menyampaikan informasi kepada orang lain secara menarik dan informatif. Presentasi sangat penting, apalagi bagi seseorang mahasiswa. Mengapa demikian? Karena setiap mahasiswa harus bisa memaparkan setiap gagasannya di depan dosen atau pun di depan orang banyak. Agar semua materi dapat tersalurkan dengan baik dan mendapat perhatian dari para peserta, maka  kita perlu melakukan berbagai persiapan agar hasil yang kita harapkan tercapai. Berikut ini merupakan beberapa metode  yang perlu dipersiapkan sebelum presentasi, khususnya bagi mahasiswa Universitas Karimun:

1. Tentukan tujuan anda presentasi
Setiap presentasi pasti memiliki sebuah tujuan yang menjadi arah bagaimana anda akan memberikan presentasi tersebut. Secara umum tujuan dari presentasi adalah untuk memberitahu dan membujuk peserta/audiens untuk melakukan sesuatu. Jika sebuah presentasi bertujuan untuk menginformasikan sesuatu maka susun materi dengan detail dan informatif sehingga audiens yang sama sekali belum tahu persoalan menjadi mengerti dan paham. Tetapi, apabila presentasi tersebut bertujuan membujuk maka presentasi harus menyajikan sesuatu hal yang memiliki sisi emosi untuk mengubah sikap audiens dan mengajak mereka melakukan sesuatu seperti menyetujui ideaAnda, dan lain sebagainya.

2. Kenali audiens
Dengan mengenali para peserta kita akan mengetahui bagaimana penyajian presentasi yang tepat dan tahu bagaimana cara pendekatan dengan mereka. Mungkin yang hadir adalah seorang penting yang sangat senang dengan grafik dan angka. Maka penyajian grafik yang baik dan penjelasan di balik apa yang terjadi pada angka-angka akan menjadi nilai tambah. Sebaliknya bisa jadi orang yang ingin anda beri tahu dalam presentasi memiliki tipe visual, sangat senang dengan gambar, diagram dan contoh-contoh nyata. Untuk orang seperti ini anda pun dapat menyesuaikan slide presentasi dengan gambar yang dibutuhkan.

3. Tentukan topik presentasi
Apa topik yang akan saya sampaikan? Apakah topik ini dibutuhkan oleh teman-teman anda yang menjadi peserta? Itulah beberapa pertanyaan yang perlu anda tanyakan pada diri anda sebelum menentukan topik presentasi. Dengan begitu anda akan mudah menemukan topik dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta. Usahakan topik nda menarik dan menggugah peserta untuk mendengarkan.

4. Susunlah kerangka presentasi
Dalam menyusun kerangka presentasi, alangkah baiknya jika kita membuat pemetaan ide. Pemetaan ide dapat menggambarkan pokok-pokok pikiran yang penting atau keyword dari hal-hal yang akan anda jelaskan dalam presentasi. Hal ini dapat mempermudah anda dalam merangkai setiap materi presentasi secara urut dan memberikan gambaran lengkap dari presentasi dan poin-poin penting yang harus disampaikan.

5. Buatlah materi presentasi
Dalam membuat materi presentasi, pilihlah sumber yang dapat dipercaya serta perhatikan pula kesesuaian isi materi yang anda susun dengan apa yang dibutuhkan oleh peserta seminar dan tidak asal-asalan. Anda bisa mendapatkan materi dari pengalaman pribadi, buku, jurnal, hasil penelitian, majalah, internet atau koran. Presentasi sebaiknya menggunakan kalimat yang ringkas sehingga kemudian Anda bisa menjelaskan dengan memberikan rangkaian materi.

Dua hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam membuat materi adalah bagian pembuka dan penutup. Karena pada bagian ini merupakan kesempatan Anda meraih perhatian dari para peserta seminar. Untuk bagian pembuka, jika perlu ingat bagian pembukaan yang Anda persiapkan berupa pernyataan, kutipan, pertanyaan, kisah atau bahkan sebuah humor. Pembukaan yang baik dan lancar akan menciptakan rasa percaya diri untuk kelanjutan presentasi. Pada bagian penutup, berikan kesimpulan yang akan diingat terus oleh audiens.

6. Tambahkan bantuan-bantuan visual
Salah satu alat bantu visual adalah slide presentasi. Buatlah slide presentasi lebih menarik. Dalam membuat slide ada beberapa prinsip yang harus Anda pahami, yaitu sebagai berikut :

• Sederhana
• Konten yang kuat
• Font yang indah
• Gambar yang menarik dan sesuai
• Penggunaan warna yang tepat
• Mematuhi prinsip CRAP, yaitu Contrast, Repetition, Alignment dan Proximity.

Prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam menyiapkan slide adalah gunakan hanya poin-poin utama dan penting. Jangan membuat slide yang terlalu detail dan berisi seluruh hal yang anda akan ucapkan. Jika itu dilakukan, peserta akan membaca slide dan mereka tidak perlu lagi mendengarkan kata-kata Anda lagi.

Beberapa tips dalam pembuatan slide adalah tidak terlalu banyak teks dalam suatu slide. Gunakan gambar, diagram dan tabel untuk membantu menjelaskan suatu konsep, data dan fakta. Jangan membuat slide yang terlalu kompleks karena akan sulit dicerna dalam waktu singkat oleh peserta dan cenderung membuat peserta lelah sehingga tidak fokus pada apa yang anda sampaikan.

7. Latihan P\presentasi
Latihan terbaik dapat dilakukan dengan mengundang beberapa teman untuk mendengarkan presentasi anda. Minta mereka untuk memberikan komentar terhadap materi yang disampaikan, cara penyampaian dan hal-hal apa yang perlu diperbaiki.

Latihan ini akan membantu anda mengetahui sejak dini apakah anda sudah cukup siap dan menguasai materi presentasi atau masih ada hal-hal lain yang perlu diperbaiki. Semua pembicara handal selalu melakukan latihan sebelum melakukan presentasi. Dengan latihan yang baik anda akan lebih percaya diri, mampu menyesuaikan materi dengan waktu, dan anda akan menemukan cara terbaik dalam menyampaikan presentasi.
Baca selengkapnya »

Rabu, 02 November 2016

0

NU Pelakon Utama Dalam Perangi Paham Radikal

|

Menarik sekali judul berita media online yg menegaskan lebih kurang seperti ini ; NU sebagai pelakon utama perangi mewabahnya islam radikal.

Menurut saya, islam indonesia sudah hebat bisa berdiri dengan toleransinya yang tinggi. Dan paham itu kita namakan islam moderat. Selama ini mereka yang ingin menegakkan syariat islam tersebut berfikir seolah yangg menghuni di indonesia hanya 1 agama, suku dan ras. Padahal nyatanya tidak, terbukti dengan adanya 4 pilar indonesia masih bisa eksis dengan label republiknya.

Memang, manusia pasti tidak selamanya bisa bersatu. Faktor yg mempengaruhi itu ialah dari segi pandangan, dogma/sekte, tingkat pendidikannya, lingkungan sekitar bahkan guru yang dicontohi. Tapi ingat tujuannya sama, hanya caranyalah yangg perlu di lihat apakah tepat untuk di zaman ini atau pada zaman yang akan datang. Maka, kembali lagi ke Teori Generasi.

Saya disini sebagai pemuda Nadhalatul Ulama bersikeras bahwa ajaran islam yg sesungguhnya adalah islam cintai damai. Jika kita islam terus-terusan saja brmain isu SARA, secara tidak langsung isu SARA ini sedang kita gunakan unttk memecah kemajemukan indonesia. Dimana akan ada rasa ketakutan dri suku, ras dan agama lain sikap dari intoleran kita. Jadi dimana letak islam sejati kita ?? Apakah kita secara tidak sadar telah terpngaruhi islam fanatik radikal. Yang pintar-fanatik saja tahu kalau radikal itu melanggar alias tidak sesuai dengan kultur kita (asia tenggara).

Oke. Kalau ini kasus pemimpin yang di larang non muslim. Lalu kasus penghinaan Al-Qur'an. Namun kita jangan lupa dibalik itu ada pesta demokrasi yang membungkus menjadi 1 paket.
Jadi hemat saya selesaikan 1 persatu sesuai dengan irasional (dimana tidak akan menimbulkam konflik yang berkepanjangan) sbaiknya selesaikan dahulu pilkada ini. Dan ulama bserta lembaganya berhak menyarankan utk menysariatkan ajaran islam agar tidak memilih pemimpin kafir. Lalu ktika sudah selesai pilkada -menang atau kalah- Ahok harus diadili sesuai perbuatan yang dilakukannya.

Saya rasa itu lebih baik ketimbang diperiksa disaat pilkada berlangsung, lalu jika hasilnya terbukti walhasil menyisakan 2 pasangan. Dan ini sangat tidak adil dalam budaya berdemokrasi. Lalu jika pun Ahok tidak terbukti bersalah, polisi akan jatuh pamornya sebgai pihak yang bertanggung jawab atas penodaan agama oleh umat muslim radikal.

Akhirnya, kini NU berperang melawan paham radikal!!

Rudi Saputra

Baca selengkapnya »

Support

Copyright © 2011 PC PMII Kabupaten Karimun

Template N2y Shadow By Nano Yulianto